Satu Bulan menjalankan Ibadah puasa, bukanlah sesuatu yang mudah, memerlukan pengorbanan dan kesabaran yang lebih, karena bukan hanya menahan makan dan minum saja, namun menahan nafsu dan amarah. Bagi muslim yang mampu menundukan hawa nafsu duniawi selama bulan Ramadhan dan mengoptimalkan ibadah dengan penuh keikhlasan, maka Idul Fitri adalah hari kemenangan sejati, dimana hari ini Allah Swt akan memberikan penghargaan teramat istimewa yang selalu dinanti-nanti oleh siapapun, termasuk para nabi dan orang-orang shaleh, yaitu ridha dan magfirahNya, sebagai ganjaran atas amal baik yang telah dilakukannya. Allah Swt juga pernah berjanji, tak satupun kaum muslimin yang berdoa pada hari raya Idul Fitri, kecuali akan dikabulkan.
Pertanyaannya, kira-kira puasa kita diterima apa tidak? Atau yang kita lakukan ini hanya ritual-simbolik, sebatas menahan lapar dan haus, ? Jawabnya, Allahu A’lam, kita tak tahu sejatinya. Tapi menurut para ulama, ada beberapa indikasi, seseorang dianggap berhasil dalam menjalankan ibadah puasa: ketika kualitas kesalehan individu dan sosialnya meningkat. Ketika jiwanya makin dipenuhi hawa keimanan. Ketika hatinya sanggup berempati dan peka atas penderitaan dan musibah saudaranya di ujung sana. Artinya penghayatan mendalam atas Ramadhan akan membawa efek fantastik, individu, maupun sosial.
Untuk itu ada beberapa makna idul fitri yang terbagi menjadi beberapa pengertian, yaitu :
· Ied dalam pengertian agama adalah bersyukur kepada Allah atas kesempurnaan ibadah yang tidak hanya diucapkan seorang mukmin dengan lisannya, akan tetapi bergelora dalam batinnya sebagai bentuk ridha dan tenang, nampak pada lahirnya karena senang dan dengan muka berseri, membuka di antara jiwa orang-orang beriman dengan muka cerah dan akrab, dan menghapus jarak di antara orang-orang kaya dan orang-orang miskin.
· Ied dalam pengertian kemanusiaan adalah hari bertemunya kekuatan orang kaya dan kelemahan orang miskin di atas cinta, kasih sayang dan keadilan dari wahyu langit yang berjudul: zakat, ihsan, dan lapang dada. Ied nampak pada orang kaya, maka ia melupakan ketergantungannya pada harta, turun dari ketinggiannya seraya merendahkan diri kepada manusia dan siap menerima kebenaran, mengingat bahwa semua orang yang ada di sisinya adalah para saudara dan penolongnya, maka ia menghapus kesalahan setahun dengan ihsan satu hari. Ied nampak pada orang fakir, maka ia membuang sakit hatinya, naik dari ufuk yang tinggi, melupakan kesusahan dan kepayahan selama satu tahun, keceriaan di hari lebaran menghapuskan bekas kedengkian dan rasa jemu dari dirinya, dan lari di sisinya rasa putus asa di saat menangnya dorongan harapan.
· Ied (lebaran) dalam pengertian kejiwaan adalah garis pemisah di antara ikatan yang jiwa tunduk baginya dan anggota tubuh merasa tenang kepadanya, dan d kebebasan yang tanpa batas untuk memuaskan hawa nafsunya.
· Ied dalam pengertian waktu adalah bagian dari masa yang ditentukan untuk melupakan kesedihan dan mengesampingkan beban, serta istirahat (rileks)nya kekuatan yang capek dalam kehidupan.
· Ied dalam pengertian sosial adalah hari anak-anak yang melimpah rasa bahagia pada mereka, hari para fakir miskin yang mendapatkan kemudahan dan keluasan rizqi, hari seperti rahim yang mengumpulkannya di atas kebajikan dan menyambung silaturrahim, hari kaum muslimin yang menyatukan mereka di atas saling memaafkan dan mengunjungi, hari handai taulan yang diperbaharui pada mereka ikatan kecintaan, hari jiwa yang mulia yang melupakan tekanannya. Maka berkumpul setelah berpisah, menjadi bersih setelah kotor, terbuka setelah sebelumnya mengerut.
Penghayatan dan pengamalan yang baik terhadap bulan Ramadhan akan mendorong kita untuk kembali kepada fitrah sejati sebagai makhluk sosial, yang selain punya hak, juga punya kewajiban, individu dan sosial. Sudahkan kita merasakannya? Itulah rahasia kenapa selamat hari raya Idul Fitri seringkali diakhiri dengan ucapan Minal A’idin wal Faidzin (Semoga kita termasuk orang-orang yang kembali pada fitrah sejati manusia dan mendapatkan kebahagian dunia dan akhirat). Selain sebagai doa dan harapan, ucapan ini juga bak pengingat, bahwa puncak prestasi tertinggi bagi mereka yang menjalankan ibadah puasa paripurna, lahir dan bathin, adalah kembali kepada fitrahnya (suci tanpa dosa).
SELAMAT HARI RAYA IDUL FITRI 1432 HIJRIYAH
MINAL A’IDZIN WAL FA’IDZIN
Rujukan :
Muhammad bin Ibrahim al-Hamd. Di antara Pengertian Lebaran. www.Islamhouse.com.2009
_______, Makna Idul Fitri. www.abatasa.com. 2011
0 komentar:
Posting Komentar